Minggu, 14 Maret 2010

Aku pergi tidak untuk meninggalkanmu
Karena ingin melepaskan beban dan kesedihanmu
Untuk melakukan segalanya demi kebahagiaanmu
Sungguh pun terasa berat langkah kepergian ini

Untaian hari akan begitu lama terlewati
Nanah dan ngilu dari luka cinta yang dulu pun terkoyak lagi
Gemuruh kerinduan berbunyi di tengah mendungnya hatii
Guntur tiba-tiba ikut menggelegar diiringi awan menangis rintik-rintik
Ungkapkan betapa gelapnya hati karena pelangi warnamu tak kunjung nampak
Hitam kelam menghujam hati yang luluh-lantak

Meski begitu, aku masih mencintaimu
Enggan berpisah denganmu
Nafasku tak sanggup bila meninggalkanmu
Cintaku akan mati denganmu
Impianku tiada arti tanpamu

Namun, ternyata aku justru membebanimu
Tak mampu menjagamu
Alamatkan banyak tangisan ke kelopak matamu
Ikatkan kesusahan di raut wajah cantikmu
Menutupi cerianya lesung pipi milikmu
Urutkan kesedihan yang seharusnya hanya untukku
Akankah cinta itu bukan beban…

Dan, aku t’lah banyak membebani kehidupanmu
Ijinkan aku melepaskan beban itu tanpa ragu-ragu
Sampai tak berbekas di hatimu
Tak perduli jika harus berpindah ke gudang penuh sesak di hatiku
Yang terpenting, kamu adalah kebahagiaan …
jangan menangis lagi,
meskipun kebahagiaan justru lebih bermakna setelah kita menangis…